Wednesday, March 11, 2009

Ia, aku dan dia (part 1)

Dia datang bak malaikat yang turun dari langit. Menghentak dia dan menyilaukan pandanganku. Dia mempesona dan membuatku sangat kagum padanya. Jubah putih bersih yang dia kenakan menjadikannya seperti manusia tanpa cela. Dan, itu membuatku tidak hanya mengaguminya tetapi juga memujanya dan ingin memilikinya. Hasrat ingin memiliki yang semakin hari semakin memuncak. Hingga tak kurasakan lagi takut akan dosa karena aku tau bahwa takkan ada seorang makhluk hawa pun, terkecuali ibunya, yang boleh mencintainya apalagi memilikinya. Kubiarkan hasrat itu berakar di dalam hatiku dan membutakan seluruh pandangan, seluruh akhlak, seluruh pikiran dan seluruh akal sehatku. Sepanjang hari, setiap ruang di jiwaku seolah hanya terisi olehnya.
Aku tak takut lagi Ia akan marah padaku. Mungkin itu karena aku sudah tak memiliki mata lagi untuk memandang lurus ke depan. Mungkin karena aku sudah tak memiliki akhlak lagi untuk dapat berperilaku di dalam batas moral yang benar. Mungkin karena aku sudah tak memiliki otak lagi untuk dapat berpikir. Dan, mungkin juga karena aku sudah tak memiliki akal sehat lagi untuk dapat menjalani hidupku secara normal seperti kebanyakkan orang pada umunya.
Atau mungkinkah ini yang dinamakan takdir? Sesuatu hal yang tiba - tiba saja terjadi di dalam hidupku tanpa kusangka terlebih dahulu bahwa hal itu akan terjadi. Duniaku jungkir balik, dunia berubah total. Dan, Ia tak sedikitpun mencegah hal itu untuk terjadi. Karena jikalau pada akhirnya aku tak boleh memilikinya, lalu mengapa Ia izinkan aku untuk membiarkan dia masuk dan mengisi ruang di hatiku?
Sudah seringkali pula kutanyakan pada - Nya perihal sesuatu yang sedang terjadi padaku ini. Sesuatu yang membuatku galau. Namun, Ia tak berkata sedikitpun. Ia bungkam seribu bahasa dan membiarkan aku yang jadi semakin menggila ini.
Dan, sang waktu pun seolah ikut menggenapi karena memberiku kesempatan untuk bisa bersama dengannya dalam beberapa waktu. Beberapa waktu yang cukup singkat namun mampu menghempaskan hidupku dan menjungkir balikkannya.


No comments:

Post a Comment