Monday, April 13, 2009

Selamat Paskah 2009 !!

Selamat Paskah!
Semoga kebangkitan Tuhan mampu melahirkan manusia - manusia baru di dunia ini. Manusia baru yang lebih baik dari sebelumnya meskipun terlahir dari raga dan rupa yang sama seperti manusia lama.

Semoga kebangkitan Tuhan mampu menjadikan diri ini untuk tetap berdiri tegak dan terus melangkah bersama - NYa meskipun akan ada banyak kerikil dan lubang yang kembali bisa menggelincirkan langkah dari sepasang kaki yang sangat rapuh ini dan membuat nya terhenti sejenak. Meskipun akan ada banyak pula kesalahan - kesalahan yang kembali terjadi.

Dengan penuh harap dan kepasrahan pada - Nya yang Maha Tangguh, diri ini ingin tetap melangkah bersama-Nya , melangkah bersama - Nya untuk melakukan kembali perjalanan - perjalanan menakjubkan. Amin.

Monday, April 6, 2009

Ia, aku dan dia ( Part 3 )

Matahari mulai tenggelam. Sinar terang di siang hari yang diseretnya ke belahan bumi lain menyebabkan munculnya lembayung di hadapanku. Hari berganti senja dan pesisir pantai mulai sepi dari orang - orang yang tadi berkerumun untuk menikmati pemandangan indah nan romantis. Maka itu, kuputuskan untuk kembali ke penginapan.
Ku bersihkan badanku dari debu dan kotoran yang menempel begitu aku tiba di penginapan dan kuputuskan untuk mandi. Butiran - butiran pasir pantai yang tadi menempel di kulit kuning langsatku segera mengalir turun seiring dengan air yang menyiram badanku. Air yang setiap tetesnya mampu menyegarkan kembali ragaku.
Aroma sup asparagus yang wangi menyengat indera penciuman membuat perutku terasa lapar. Kusudahi mandiku dan bergegas bersiap - siap untuk makan malam.
Sudah ada beberapa teman yang menanti saat aku tiba di ruang makan. Mereka berdiri di depan meja makan panjang, yang membujur di tengah ruangan yang cukup luas untuk menampung sekitar seratus orang. Dan, jumlah kami yang hanya tiga puluh orang membuat ruang makan itu terlihat sangat luas.
Aku memandang berkeliling mencari sosok dia. Dia yang merajai imajinasiku. Dia yang dapat kukenali bahkan saat mataku terpejam dan terlelap sekalipun. Hatiku terlonjak saat pandanganku bertemu dengan pandangannya. Seketika jantungku berhenti berdetak. Aku terpaku menatapnya, tak mampu bergerak seolah lumpuh layu sehingga membuat piring makan yang sedang ku pegang hampir terlepas. Aku terhentak kaget dan tersadar karenanya.
Ku alihkan segera pandanganku dari dia. Itu karena aku tak ingin diriku menjadi tak terkendali di tengah situasi dan keadaan yang tak memungkinkan. Aku tak ingin seorang pun tahu, termasuk dia, akan kegilaanku terhadap dia.

(Continued... )

Monday, March 16, 2009

Ia, aku dan dia ( Part 2 )

Deru ombak yang bergulung - gulung kecil menuju ke tepi membasahi kakiku yang beralaskan pasir putih. Pasir putih yang gemerlapan saat cahaya memantulkan kilaunya. Hembusan lembut angin pantai menyapu wajahku dan mengibaskan rambut ikalku yang kubiarkan tergerai sampai ke pinggang.

Kuhirup dalam - dalam udara pantai yang begitu segar mengisis rongga dadaku yang penuh sesak terhimpit oleh penat. Aku berteriak. Berteriak tuk mengeluarkan gumpalan penat itu dari dada. Teriakkan yang seketika mengalahkan deru ombak. Teriakkan yang membahana dan terbawa angin hingga ke tengah laut yang kemudian dan menenggelamkannya.

Aku bahagia. Aku bahagia. AKu bahagia atas dosa yang sedang dan hendak kuperbuat. Aku bahagia atas dosa yang tak pernah dicegah oleh - Nya. Dosa yang kulakukan seizin dan sepengatahuan - Nya. Dosa yang mampu dan sangat mampu membuatku merasa bahagia, sangat bahagia. Dosa yang tak pernah dapat kumengerti mengapa dapat terjadi di hidupku. Dosa yang mampu membungkam akhlak dan akal sehatku. Hanya hasrtakulah yang mampu bebicara dengannya dan mengerti.

Dan untuk kesekian kalinya kukatakan, Ia mengerti dosaku dan Ia mengizinkan dosaku.


Ia, aku dan dia ( Part 2 )

Wednesday, March 11, 2009

Ia, aku dan dia (part 1)

Dia datang bak malaikat yang turun dari langit. Menghentak dia dan menyilaukan pandanganku. Dia mempesona dan membuatku sangat kagum padanya. Jubah putih bersih yang dia kenakan menjadikannya seperti manusia tanpa cela. Dan, itu membuatku tidak hanya mengaguminya tetapi juga memujanya dan ingin memilikinya. Hasrat ingin memiliki yang semakin hari semakin memuncak. Hingga tak kurasakan lagi takut akan dosa karena aku tau bahwa takkan ada seorang makhluk hawa pun, terkecuali ibunya, yang boleh mencintainya apalagi memilikinya. Kubiarkan hasrat itu berakar di dalam hatiku dan membutakan seluruh pandangan, seluruh akhlak, seluruh pikiran dan seluruh akal sehatku. Sepanjang hari, setiap ruang di jiwaku seolah hanya terisi olehnya.
Aku tak takut lagi Ia akan marah padaku. Mungkin itu karena aku sudah tak memiliki mata lagi untuk memandang lurus ke depan. Mungkin karena aku sudah tak memiliki akhlak lagi untuk dapat berperilaku di dalam batas moral yang benar. Mungkin karena aku sudah tak memiliki otak lagi untuk dapat berpikir. Dan, mungkin juga karena aku sudah tak memiliki akal sehat lagi untuk dapat menjalani hidupku secara normal seperti kebanyakkan orang pada umunya.
Atau mungkinkah ini yang dinamakan takdir? Sesuatu hal yang tiba - tiba saja terjadi di dalam hidupku tanpa kusangka terlebih dahulu bahwa hal itu akan terjadi. Duniaku jungkir balik, dunia berubah total. Dan, Ia tak sedikitpun mencegah hal itu untuk terjadi. Karena jikalau pada akhirnya aku tak boleh memilikinya, lalu mengapa Ia izinkan aku untuk membiarkan dia masuk dan mengisi ruang di hatiku?
Sudah seringkali pula kutanyakan pada - Nya perihal sesuatu yang sedang terjadi padaku ini. Sesuatu yang membuatku galau. Namun, Ia tak berkata sedikitpun. Ia bungkam seribu bahasa dan membiarkan aku yang jadi semakin menggila ini.
Dan, sang waktu pun seolah ikut menggenapi karena memberiku kesempatan untuk bisa bersama dengannya dalam beberapa waktu. Beberapa waktu yang cukup singkat namun mampu menghempaskan hidupku dan menjungkir balikkannya.


Friday, March 6, 2009

Jakarta (in my office), 6th March 2009

Jakarta, 6 th March 2009

Dear my blog,
Tidur malam, pada hari kamis,jam 01.00 dini hari. Meskipun mata lelah, tetapi raga berusaha untuk tetap terjaga hanya tuk bisa melewati detik - detik waktu berganti menjadi tanggal 6 Maret 2009. Berusaha untuk tetap terjaga hanya tuk bisa mensyukuri rahmat yang telah Ia berikan selama 21 tahun berlalu. Tetap terjaga hanya tuk bisa menyaksikan detikan terakhir jarum jam yang meninggalkan angka 00.00 untuk kemudian masuk ke angka 00.01. Dan, berusaha untuk tetap terjaga hanya tuk merayakan bertambahnya waktu hidup yang Ia berikan dalam kencan romantis nan hening bersama dengan - Nya di dalam ruang batin.
Bertambahnya waktu hidup yang Ia berikan yang juga berarti bertambahnya usia hidup, bertambahnya kedewasaan untuk bersikap, betambahnya kesempatan untuk menyaksikan perkembangan planet bumi ini yang tak diketahui akan berkembang menjadi baik ataukah menjadi buruk, serta (yang sudah pasti tak dapat terelakkan dalam menjalani hidup sebagai manusia) bertambahnya kefanaan dan dosa..
Ingin rasanya menolak waktu yang diberikan - Nya itu tetapi hati belum tega untuk meninggalkan segala yang dicintai di bumi ini. Ingin rasanya menolak waktu yang diberikan - Nya itu karena kerinduan mendalam untuk segera berjumpa dengan - Nya dan kepenatan hidup tetapi hati dan raga belum sangat pantas untuk bisa berjumpa dengan - Nya. Masih begitu banyak yang harus diperbaiki untuk bisa menerima pernyataan maaf dari - Nya..
Tetapi dengan penuh rasa percaya pada kemampuan diri dan penyertaan - Nya, diri ini menerima hadiah waktu hidup yang telah Ia berikan kemarin dan terus melangkah dalam genggaman tangan - Nya untuk menghabiskan waktu itu dan mengisinya dengan segala hal yang membuat diri ini menjadi layak untuk Ia terima.Amin.